Colosseum adalah sebuah
peninggalan bersejarah berupa arena
gladiator, dibangun oleh Vespasian. Tempat pertunjukan yang besar
berbentuk elips yang disebut amfiteater atau dengan
nama aslinya Flavian Amphitheatre, yang termasuk salah satu dari Enam
Puluh Sembilan Keajaiban Dunia Pertengahan. Situs ini terletak di kota kecil di
Italia, Roma,
yang didirikan oleh Walikota Vespasian pada masa Domitianus dan diselesaikan oleh anaknya Titus[1], dan menjadi salah satu karya terbesar
dari arsitektur Kerajaan Romawi
yang pernah dibangun. Kolosseum dirancang untuk menampung 50.000 orang
penonton.
Konstruksi bangunan
Rekonstruksi Colosseum dimulai dari perintah Raja Vespasian tahun 72 M dan terselesaikan oleh
anaknya Titus pada tahun 80 M. Colosseum didirikan
berdekatan dengan sebuah istana megah yang sebelumnya dibangun Nero,
yang bernama Domus Aurea[2] yang dibangun sesudah kebakaran besar di
Roma pada tahun 64 M. Dio Cassius
seorang ahli sejarah mengatakan bahwa ada sekitar 9000 hewan
buas yang telah terbunuh di 100 hari sebagai perayaan peresmian dan pembukaan
Colosseum tersebut. Lantai dari arena Colosseum tertutupi oleh pasir untuk
mencegah agar darah-darah tidak mengalir kemana-mana.
Pertunjukan
Di Colosseum
pada saat itu adalah tempat penyelenggaraan sebuah pertunjukan yang
spektakuler, yaitu sebuah pertarungan antara binatang (venetaiones), pertarungan antara
tahanan dan binatang, eksekusi tahanan (noxii), pertarungan
air (naumachiae) dengan cara membanjiri arena, dan pertarungan
antara gladiator (munera). Selama ratusan tahun itu,
diperkirakan ribuan orang maupun binatang mati di pertunjukkan Koloseum.
Sejarah penamaan
Nama dari
Koloseum seperti pada di atas diambil dari nama sebuah patung setinggi 130 kaki atau 40 m, Colossus. Patung Colossus dibuat ulang sebagai pengganti Nero
sebagai perumpamaan dari Sol dewa
matahari, dengan menambahkan mahkota matahari. Di waktu pertengahan tahun, patung
colossus telah menghilang. Seorang ahli mengatakan bahwa sejak patung itu
terbuat dari tembaga, patung itu telah dileburkan untuk
digunakan kembali.
Selain diambil
dari nama Koloseum, Koloseum juga disebut sebagai Flavian Amphitheatre yang
tidak diketahui siapa yang memberi nama itu. Di Itali, Koloseum diberi nama il
colosseo tapi bahasa Roma lainnya menggunakan nama le colisée dan el coliseo
untuk menyebutkan Colosseum.
Deskripsi
Pandangan sisi pembagian tempat duduk Colosseum |
Koloseum
berukuran cukup besar. Dengan tinggi 48 m, panjang 188 m, lebar 156 m dan luas
seluruh bangunan sekitar 2.5 ha membuat Koloseum terlihat
begitu besar dan luas. Arenanya terbuat dari kayu
berukuran 86 m x 54 m, dan tertutup oleh pasir. Bentuk elips
atau bulat dari Koloseum gunanya untuk mencegah para
pemain untuk kabur ke arah sudut dan mencegah para penonton untuk berada lebih
dekat dengan pertunjukan.
Koloseum
merupakan hasil karya yang sangat hebat. Tempat itu dikatakan sebagai stadium
yang hebat dan spektakuler dikarenakan oleh bentuk dan struktur dari Koloseum
itu. Sampai sekarang pun, Koloseum masih dikatakan sebagai stadion yang hebat dan spektakuler. Tempat duduk
di Koloseum dibagi menjadi tingkatan-tingkatan yang berbeda berdasarkan status
sosial dalam masyarakat Romawi.
Podium utama di
yang terletak di bagian utara dan selatan untuk Kaisar dan keluarganya, pada
tempat ini memberikan pemandangan yang terbaik dilihat dari arena, terdapat
tempat istirahatnya, tempat penyimpanan harta juga berada di tingkat ini.
Kemudian pada tingkat yang sama dengan platform yang lebih luas merupakan
podium khusus untuk para senator Roman,
yang boleh membawa kursi sendiri. Nama-nama beberapa senator masih dapat
dilihat dari ukiran pada batu yang menjadi tempat duduknya.
Pada tingkat
berikutnya disebut maenianum
primum, yang dikhususkan untuk para bangsawan Roman.
Selanjutnya pada tingkat ketiga adalah maenianum
secundum yang dibagi-bagi lagi menjadi tiga bagian. Bagian paling
bawah (immum)
digunakan untuk para orang kaya, di bagian atasnya lagi (summum), digunakan untuk
rakyat jelata. Dan yang terakhir, di bagian kayu (maenianum secundum in legneis) adalah tempat yang
strukturnya dari kayu di paling atas bangunan. Tempat itu merupakan tempat
untuk berdiri saja yang digunakan untuk para wanita rendahan.
Setelah 2 tahun
Koloseum digunakan sebagai tempat pertunjukan, Anak termuda Vespasian yang bernama Domitian memerintahkan untuk mengkonstruksikan
area bawah tanah (hypogeum),
dua tingkat jalur bawah tanah yang saling berhubungan berupa terowongan dan
kurungan dimana para gladiator dan binatang
ditempatkan sebelum pertarungannya dimulai. Disana juga disediakan
jebakan-jebakan berupa pintu jebakan yang digunakan untuk mencegah masuknya
hewan-hewan buas yang tidak direncanakan ke arena dan untuk menjaga tempat
penyimpanan senjata di dalam koloseum tersebut.
Sejarahnya kemudian
Pemandangan Colosseum di malam hari |
Koloseum masih
digunakan sampai tahun 217, meskipun telah rusak kebakaran karena disambar petir.
Koloseum telah diperbaiki pada tahun 238 dan permainan gladiator berlanjut sampai umat kristen secara berangsur-angsur menghentikan
permainan tersebut karena terlalu banyak memakan korban jiwa.
Bangunan
tersebut digunakan untuk menyimpan berbagai macam jenis binatang sampai pada
tahun ke 524. Dua gempa bumi pada tahun
442 dan 508 menyebabkan kerusakan yang parah pada bangunan tersebut. Di Abad
pertengahan, Koloseum rusak sangat parah akibat gempa bumi lagi yakni pada
tahun 847 dan 1349 dan dijadikan sebagai benteng dan sebuah gereja juga didirikan disana.
Banyak batu marmer digunakan untuk melapisi dan
membangun kembali bagian-bagian Koloseum yang telah rusak karena terbakar. Pada
abad 16 dan 17, keluarga-keluarga Roman menggunakan Koloseum
sebagai tempat pengambilan batu marmer untuk konstruksi bangunan St.
Peter’s Basilica dan kediaman khusus palazzi,
keluarga Roman.
Pada tahun
1749, ada sebuah bentuk dari pemeliharaan Koloseum. Paus Benediktus XIV
melarang untuk menggunakan Koloseum sebagai tempat penambangan. Pada tahun 2000
ada sebuah protes keras di Itali dalam rangka menentang penggunaan hukuman mati
untuk negara-negara di seluruh dunia (di Italia, hukuman mati dihapuskan pada
tahun 1948). Beberapa demonstran memakai tempat
di depan Koloseum. Sejak saat itu, sebagai sebuah isyarat menentang kapitalis tersebut, penduduk lokal mengganti warna
Koloseum di malam hari dari putih menjadi emas
dengan menggunakan penerangan berupa lilin
dan lampu neon sampai pada saat dimana seluruh dunia
menghapuskan tindakan penghukuman mati itu.